Bagi Eva Ndiken, SMAN 1 Merauke akan selalu menjadi rumah pertama yang memperkenalkannya ke panggung basket yang lebih luas.
Puncaknya, musim ini Eva sukses menembus Top 24 Campers di Kopi Good Day DBL Camp 2025. Hal itu menjadi pencapaian besar bagi pemain asal Timur Indonesia itu, di tengah kondisi kotanya yang jarang punya turnamen basket.
Momen DBL Camp rupanya membuka banyak peluang untuk Eva. Ia bahkan mendapat dua tawaran beasiswa kuliah sekaligus.
Pertama, Universitas Budi Luhur Jakarta (UBL) dan satu lagi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang (SCU). Keduanya menawarkan beasiswa 100 persen.
“Kalau tawaran dari UBL itu pas habis scrimmage Top 24 di Kokas. Aku nggak sengaja ketemu Coach Farhan, beliau nawarin langsung. Sudah mantap banget awalnya, tapi harus minta persetujuan orang tua juga,” kenang Eva.
Beberapa hari pasca DBL Camp, saat Eva sudah pulang ke Merauke, tawaran SCU datang melalui direct message dari sang asisten pelatih.
Baca Juga: To The Future: Revan Surya Bakal Rajut Mimpi di Universitas Surabaya
Sayang, restu keluarga jadi pertimbangan utama. Setelah diskusi panjang, orang tua Eva meminta agar ia tetap berkuliah di Merauke saja.
Lagipula Eva sudah lolos jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) di Universitas Musamus Merauke, dengan jurusan Teknik Informatika.
“Pilihan pertama aku sebenarnya di jurusan Hukum, tapi pas pengumuman, ternyata lolos ke Teknik Informatika,” ungkapnya.
Salah satu alasan Eva mengambil jurusan Teknik Informatika di pilihan kedua pun cukup unik. Eva rupanya kenangan belajar komputer sejak duduk di bangku SD
“Dari sekolah dulu memang ada kegiatan les komputer. Jadi sekarang sekalian belajar lagi, nggak apa-apa.”
Meski demikian, Eva mengaku berat menolak tawaran merantau. “Jujur berat sih nerima pernyataan itu. Tapi kan nggak bisa ngelawan orang tua juga,” katanya.
Baca Juga: To The Future: Argya Hazel Siap Melanjutkan Mimpi Bareng Skuad UBL
Namun, satu hal yang tak pernah Eva lepaskan adalah cintanya pada basket. Meski event basket di Merauke tidak begitu banyak, dirinya percaya bahwa akan selalu ada hasil baik di balik usahanya.
“Sesuatu yang dimulai dengan kerja keras pasti akan bawa aku ke masa yang nggak akan aku lupain selamanya. Capek-nya, susahnya, senangnya, orang-orangnya, semua bikin aku mau bertahan di basket.”
Sekalipun gagal beranjak ke salah satu universitas impiannya, bukan menjadi alasan bagi Eva untuk berhenti basket. Semangat terus, Eva! (*)
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)